Dasar Perencanaan Keuangan - Financial Planning

DASAR PERENCANAAN KEUANGAN

Perencanaan keuangan adalah salah satu fungsi manajemen, yaitu perencanaan, yang diterapkan dalam bidang keuangan. Jadi, pembasan tentang perencanaan keuangan masuk dalam lingkup manajemen keuangan. Berikut ini pembahasan tentang pengertian, tujuan, dan pentingnya perencanaan keuangan bagi organisasi, terlebih bagi perusahaan.

Konsep Perencanaan Keuangan

  • Definisi Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan atau membuat rancangan keuangan terkait dengan kebutuhan dana, pengadaan dana, penggunaan dana, dan metode analisis laporan keuangan yang akan digunakan dalam organisasi.

Perencanaan keuangan menyangkut juga tentang masalah proyeksi pendapatan perusahaan dalam satu periode tertentu. Dengan melakukan perencanaan keuangan, organisasi bisa mendapat gambaran tentang kegiatan manajemen keuangan yang akan dilakukan

  • Perencanaan Keuangan Sesuai Siklus Kehidupan

Siklus Kehidupan Finansial merupakan salah satu konsep yang menjadi bagian dari perencanaan keuangan. Siklus tersebut menggambarkan bahwa pada setiap tahapan kehidupan seseorang akan membutuhkan ‘strategi’ keuangan tertentu. Dengan memahami siklus tersebut, kita akan menyadari betapa pentingnya sebuah perencanaan keuangan dan pengelolaan kekayaan dalam kehidupan kita.

Jika ditelaah secara umum, siklus kehidupan finansial seseorang mengikuti pola yang hampir serupa. Siklus tersebut dimulai dari masa anak-anak dan dewasa, masa lajang, masa menikah/berumah tangga dan memiliki anak, mapan berkarir, sampai dengan masa persiapan pensiun. 

Pada dasarnya, siklus tersebut dapat kita jalani dengan berpedoman pada enam prinsip

  1. Memahami Pendapatan yang Diterima
  2. Menyisihkan Uang pada Simpanan
  3. Berinvestasi untuk Masa Depan
  4. Mengajukan dan Menggunakan Pinjaman dengan Bijak
  5. Proteksi Diri untuk Keadaan Darurat dan Masa Tua
  6. Belanja Pendapatan Secara Terencana

Prinsip tersebut dapat diterapkan pada setiap tahapan kehidupan kita. Berikut ini adalah 3 tahapan besar siklus kehidupan keuangan kita, yaitu

1. Tahap mengumpulkan kekayaan

Tahapan dimana seseorang, setelah melewati masa anak-anak dan dewasanya (lulus dari SMA), mulai mencari pekerjaan dan menghasilkan uang atau penghasilan. Dengan berjalannya waktu, orang tersebut mulai memiliki pekerjaan yang tetap, penghasilannya semakin mencukupi, kemudian menikah dan memiliki anak (family formation)

2. Tahap melipatgandakan/meningkatkan kekayaan

Pada tahapan ini, seseorang memiliki pendapatan dan karir yang semakin meningkat. Sehingga pada tahapan ini, orang tersebut dapat melipatgandakan kekayaannya untuk kepentingan keluarganya di masa mendatang (family development).

3. Tahap mendistribusikan kekayaan

Pada tahapan ini, seseorang mulai mempersiapkan warisan apa yang nantinya dapat diberikan pada keturunan dan keluarganya.

Source: OJK

  • Mengapa Perencanaan Keuangan Dibutuhkan?

Setiap individu membutuhkan suatu perencanaan, baik secara strategis maupun keuangan. Mengapa perencanaan begitu penting? Karena perencanaan berfungsi untuk menggerakkan usaha dan mengukur pencapaian. Selain sebagai fungsi tolak ukur pencapaian, perencanaan juga memiliki fungsi sebagai pemberi tugas. Perencanaan tidak hanya berfokus pada langkah pencapaian tujuan, visi misi saja, melainkan dari berbagai perencanaan dan strategi yang muncul, dan menjadi faktor penting pendukung usaha. Salah satunya adalah perencanaan finansial.

Perencanaan keuangan merupakan strategi dan rumusan keuangan terhadap tujuan yang ingin dicapai, sehingga timbul langkah-langkah yang efisien dalam mengatur dana.

Perencanaan keuangan perusahaan merupakan proses dari:

– Menganilisis pendanaan, baik dalam pilihan investasi.
– Memproyeksikan dan meramalkan konsekuensi untuk jangka panjang dari keputusan saat ini, sehinga tercipta relasi antara keputusan sekarang dan akan datang.
– Untuk menghindari hal yang tidak terduga
– Mengukur pencapaian selanjutnya terhadap tujuan rencana keuangan.
– Memilih alternatif mana yang akan digunakan

Proses tersebut dibutuhkan dalam perencanaan finansial agar dapat mengatur keseimbangan aliran keluar masuknya dana. Oleh karena itu, dalam hal pengendalian dana, manajemen keuangan harus sehat  dan seimbang agar tidak mengalami kerugian akibat kesalahan manajemen dana. Sebagaimana pengertiannya, manajemen keuangan merupakan kegiatan melalui perencanaan, pemeriksaan, pengelolaan, penganggaran, pengendalian, penyimpanan dan pencarian dana dengan biaya seefisien dan seefektif mungkin.

Perencanaan finansial dalam hal penganggaran modal dan pengukuran potensi investasi aktiva merupakan keputusan penting dalam manajemen keuangan. Pengelola keuangan terkadang tidak melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik sehingga tidak bisa mengelola dana dengan efesien. Masalah yang timbul akibat kurangnya peran pengelola antara lain sulitnya menstabilkan keuangan karena pinjaman modal perusahaan belum lunas dan terus bertambah, bisa juga berupa pemborosan dana, yakni banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk hal-hal yang tidak terlalu penting.

Oleh karena itu tidak hanya proses perencanaan finansial yang perlu diperhatikan prosedur penganggaran modal juga perlu dilakukan. Prosedur tersebut adalah:

– Membuat proposal kegiatan mencakup biaya yang diperlukan
– Analisa dan review dana dan kegiatan
– Menetapkan keputusan, apakah penganggaran biaya tersebut layak dan sesuai atau tidak
– Implementasi
– Respon atau umpan balik terhadap hasil implementasi

Perencanaan finansial dan prosedur penganggaran merupakan serangkaian proses yang harus dilakukan demi lancarnya operasi keuangan. Perencanaan ini diperlukan karena membutuhkan dana untuk operasional kegitannya.
  • Langkah-Langkah Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi
Menjadi kaya dan sejahtera tentu menjadi cita-cita semua orang. Entah apapun pekerjaan atau profesi yang dilakukan, mendapatkan uang yang banyak dan bertahan lama adalah tujuan yang ingin dicapai. Bekerja keras mungkin dahulu yang dijadikan standar untuk mendapatkan penghasilan yang banyak. Namun, kini bekerja cerdas yang harus menjadi standar. Mengapa demikian? Karena bekerja keras sat ini identik dengan orang yang tidak berpendidikan dan pekerjaannya mengandalkan otot atau tenaga. Sedangkan orang yang berpendidikan harus menggunakan kemampuan (skill) yang mengandalkan otak atau pikiran.

Sebagian besar orang sibuk untuk mengatur kondisi keuangan. Tak jarang yang sukses, tetapi banyak juga yang masih harus berjibaku. Jadi apa yang harus dilakukan?

  • Menabung dan Investasi
Rajin menabung atau menyisihkan penghasilan yang tersisa setelah dipakai untuk memenuhi kebutuhan harian dan bulanan perlu untuk dilakukan. Tidak hanya disimpan, agar uang yang dimiliki dapat menghasilkan uang yang lebih banyak sebaiknya diinvestasi. Investasi bisa dilakukan dengan membeli logam mulia, ikut program bank atau asuransi dengan tambahan uang sejumlah tertentu, dan masih banyak program lainnya yang bisa diikuti.

Dengan investasi, bagi orang yang boros atau konsumtif bisa tertahan karena uangnya telah dialokasikan ke investasi. Tabungan bisa dengan mudah diambil sehingga program tabungan biasa kurang cocok untuk orang-orang yang konsumtif. Cobalah untuk menyisihkan setidaknya 50% dari penghasilan, jika tidak bisa mungkin 30%. Persentase terkecil yang setidaknya harus tersisa setiap bulan untuk ditabung adalah 10%.

2. Catat Setiap Pengeluaran

Pencatatan atas setiap transaksi keuangan harus dilakukan. Walaupun bukan seorang akuntan, mencatat setiap pengeluaran harus dilakukan agar tidak terlalu boros dan tahu untuk apa saja uang digunakan. Kita bisa mencatat pengeluaran dalam sebuah buku, di handphone, atau di excel komputer pribadi.

Pastikan catatan itu mudah untuk dicari dan ditemukan sehingga setiap pertengahan bulan dan akhir bulan bisa dievaluasi berapa besar pengeluaran. Kalau dalam bulan ini sudah terlalu banyak pengeluaran, kita bisa mengurangi pengeluaran atau mencegah untuk berbelanja yang tidak penting pada bulan selanjutnya.

3. Pelajari Tentang Pengaturan Keuangan

Manusia harus terus belajar terutama belajar tentang keuangan seperti budgeting, investing, dan passive income agar financial freedom tercapai. Membuat budget atau perkiraan untuk pengeluaran bulanan harus dilakukan agar hidup lebih terarah. Kemudian lakukan investasi dan ingatlah bahwa investasi itu mudah.

Cobalah dari nominal yang kecil terlebih dahulu, misalnya Rp 100.000 per bulan.  Terakhir adalah passive income yang tentunya sudah sering didengar tetapi sulit untuk dilakukan. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang cara untuk mendapatkan passive income. Contoh dari passive income antara lain Dropshipping, Real Estate, Dividen yang didapatkan dari saham, atau bisa juga dari blogging kalau suka menulis blog.

4. Belajar Hidup Hemat

Selalu ingat dan terapkan hidup hemat karena sebesar apapun penghasilan kalau tidak bisa diimbangi dengan hidup hemat akan habis percuma. Selama satu minggu, cobalah untuk makan di tempat mewah atau mahal hanya satu atau dua kali.

Hidup hemat bisa dilakukan dengan membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan saja. Kalau biasanya tergiur untuk belanja online karena banyak promo atau diskon, cobalah rem hasrat untuk berbelanja. Pikirkan ulang seberapa perlunya barang yang akan dibeli, jika dirasa tidak terlalu perlu maka sebaiknya urungkan niat untuk membeli.

5. Tidak Berutang

Pastikan tidak berutang di bank kalau memang bukan untuk hal yang penting. Mengapa? Karena meminjam uang di bank menambah biaya hidup berupa bunga yang harus dibayarkan. Utang yang menumpuk bisa membuat stress apalagi kalau utangnya besar dan melebihi penghasilan bulanan.

6. Buatlah Kelangkaan

Mungkin kelangkaan membuat Anda bertanya-tanya seperti apakah itu? Kelangkaan yang dimaksud adalah kondisi yang membuat Anda seolah-olah berkekurangan sehingga enggan untuk menghabiskan banyak uang.

Bagaimana caranya? Pertama, buatlah prioritas pengeluaran. Setelah terpenuhi semua kebutuhan utama, buatlah diri Anda tidak lagi berdaya untuk membeli apapun dengan investasi atau program asuransi. Seolah uang di dalam rekening tabungan nyaris tak bersisa, padahal sebenarnya Anda hanya memindahkannya ke tempat lain.

7. Pangkas Budget Pengeluaran

Cobalah sesekali untuk memangkas pengeluaran bulanan. Misalnya, setiap bulan menghabiskan Rp 3 juta maka cobalah hanya mengeluarkan kurang dari itu. Kalau merasa berat sebaiknya tidak sering dilakukan, tetapi kalau merasa bisa bertahan maka seringlah lakukan hal itu. Sesekali perlu untuk melakukan evaluasi diri dengan memberi tantangan kepada diri sendiri untuk bertahan dalam situasi sulit.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatur keuangan pribadi agar bisa hidup sejahtera dan sentosa dalam waktu lama. Kesenangan sementara dalam waktu dekat bisa memungkinkan kesengsaraan pada masa mendatang.


Laporan Keuangan Pribadi

  • Fungsi Laporan Neraca Keuangan (Balance Sheet Statement) dan Komponen Pembentuk.

Laporan Neraca adalah salah satu bagian dari komponen utama Laporan Keuangan yang krusial. Laporan Neraca menggambarkan kekuatan dan kesehatan finansial suatu bisnis. Secara teknis, Laporan Neraca menunjukkan satu sisi berupa aset-aset yang dimiliki dan digunakan oleh bisnis. Dan di sisi lainnya berupa sumber daya untuk mendanai kepemilikan aset tersebut.

Dengan kata lain, Laporan Neraca adalah laporan mengenai aset, kewajiban atau liabilitas, dan modal suatu bisnis pada satu titik waktu tertentu. Komponen penting dari Laporan Neraca adalah sebagai berikut:


Aset

Terdapat dua jenis Aset, yaitu Aset Berwujud (Tangible) dan Tidak Berwujud (Intangible). Dan kedua jenis aset tersebut dikendalikan dengan harapan bahwa itu akan memberikan beberapa manfaat di masa depan bagi perusahaan atau bisnis.

Untuk Aset Berwujud terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset lancar sendiri terdiri dari persediaan, piutang, perlengkapan, dan investasi jangka pendek lainnya. Sedangkan untuk Aset tetap bisa berupa bangunan, peralatan, kendaraan, dan sumber daya fisik lainnya.

Sementara untuk Aset Tidak Berwujud terdiri dari hak dan sumber daya non-fisik lainnya. Sumber daya non-fisik tersebut salah satu contohnya seperti Hak Cipta, Paten, Goodwill, dan lainnya. yang memberikan nilai bagi bisnis.


Kewajiban atau Liabilitas

Kewajiban atau Liabilitas adalah utang atau kewajiban hukum perusahaan yang mungkin timbul selama aktivitas operasional bisnis berjalan. Biasanya, Kewajiban perusahaan diselesaikan atau dilunasi sesuai dengan jatuh tempo yang berlaku melalui transfer manfaat ekonomi seperti uang kas, barang atau jasa.

Akun Kewajiban meliputi utang lancar, utang jangka panjang, gaji, bunga, simpanan pelanggan dan kewajiban lain kepada pihak ketiga. Ditinjau dari jangka waktu jatuh tempo, terdapat dua jenis kewajiban, yaitu Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang.

Untuk Kewajiban Lancar dapat dilikuidasi dalam waktu satu tahun. Sedangkan untuk Kewajiban Jangka Panjang cenderung dapat dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Kewajiban Jangka Panjang dapat berupa obligasi jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan, wesel bayar, sewa guna usaha, kewajiban pensiun, dan jaminan produk jangka panjang.


Ekuitas

Secara teoritis, Ekuitas adalah modal yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham. Nilai Ekuitas terdiri dari Aset residual dari suatu entitas setelah dikurangi Kewajiban. Karenanya, dari perspektif likuidasi perusahaan, Ekuitas akan dianggap sebagai klaim residual atas aset bisnis yang tersedia untuk pemegang saham setelah seluruh Kewajiban dibayarkan.

Misalnya, jika PT Sekar Wangi memiliki Total Aset sejumlah Rp4.000.000 dan Total Kewajiban sejumlah Rp1.200.000, maka nilai Ekuitas PT Sekar Wangi akan menjadi Rp2.800.000 (Rp 4.000.000 – Rp1.200.000). Secara teknis, Ekuitas terdiri dari dana yang disumbangkan oleh pemilik perusahaan dan pemegang saham, cadangan dan laba ditahan setelah dikurangi pembayaran dividen. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk meningkatkan jumlah Ekuitas adalah dengan mendapatkan lebih banyak dana dari investor atau dengan meningkatkan laba perusahaan.


Profit & Loss atau Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Laporan ini berisi ringkasan dari kinerja keuangan suatu bisnis dari waktu ke waktu. Income Statement atau Profit & Loss atau Laporan Laba Rugi  biasanya disiapkan atau dipublikasi setiap kuartal atau tahun. Komponen dalam Laporan ini meliputi:

a. Pendapatan

Jumlah uang kas yang sebenarnya diterima perusahaan selama periode tertentu, melalui aktivitas penjualan barang atau jasa, disebut sebagai Pendapatan perusahaan. Teknisnya, Pendapatan dari penjualan bersih perusahaan adalah Pendapatan kotor setelah dikurangi diskon dan retur penjualan. Bisa dibilang Pendapatan adalah “Top Line” dari Laporan Laba Rugi.


b. Pengeluaran/Biaya

Arus keluar uang yang digunakan untuk memproduksi barang, memberikan layanan, atau melakukan aktivitas lain terkait operasional bisnis adalah Pengeluaran perusahaan. Pengeluaran bisnis yang umum termasuk upah atau gaji, biaya administrasi, biaya penjualan, biaya depresiasi aset, dan biaya bunga yang dibayarkan atas pinjaman. Pembelian aset seperti bangunan atau peralatan bukan termasuk Pengeluaran/Biaya.

Harga Pokok Penjualan (HPP) juga termasuk dalam kategori Biaya dalam Laporan Laba Rugi. HPP merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang selama periode tersebut. Komponen dari HPP sendiri termasuk seperti Bea Masuk, Biaya Angkut Pembelian, dan Retur Pembelian untuk mengubah persediaan menjadi persediaan tersedia untuk dijual.


c. Keuntungan di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Gain)

Gain adalah peningkatan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental oleh perusahaan selain dari pendapatan Top line atau investasi oleh pemilik (pemegang saham). Hal ini merujuk pada setiap manfaat ekonomi yang berasal dari luar kegiatan operasional normal suatu bisnis. Biasanya, Gain mengacu pada transaksi yang tidak biasa dan tidak berulang. Transaksi tersebut seperti keuntungan (Gain) atas penjualan tanah, perubahan harga pasar saham atau hibah. Item yang terkait dengan Gain ditampilkan di pos Pendapatan Lain-Lain atau Pendapatan Non-Operasional di Laporan Laba Rugi di posisi Bottom Line.


d. Kerugian di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Loss)

Loss adalah penurunan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental yang dilakukan oleh perusahaan selain dari pengeluaran/biaya dan distribusi kepada pemilik (dividen). Jenis dari Loss bisa berupa kerugian dari penjualan aset, penurunan nilai aset, atau kerugian akibat tuntutan hukum. Pada Laporan Laba Rugi, Loss ditampilkan pada pos Biaya Lain atau Biaya Non-Operasional di posisi Bottom Line.


  • Fungsi Laporan Arus Kas (Laporan Arus Kas) dan Komponen Pembentuk.

Salah satu komponen Laporan Keuangan ini memuat ringkasan mengenai arus masuk dan keluar kas perusahaan. Laporan Arus Kas bisa disiapkan pada akhir bulan, kuartal atau tahun. Posisi likuiditas bisnis akan tercermin pada Laporan Arus Kas. Dan Laporan Ini juga bisa digunakan sebagai dasar untuk penganggaran dan perencanaan bisnis. Komponen dalam Laporan Arus Kas meliputi:

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Kegiatan operasional bisnis tentu menyentuh hal-hal seperti kegiatan produksi, penjualan, pengiriman produk, dan pengumpulan pembayaran dari pelanggan. Arus kas keluar di pos ini dapat mencakup pembelian bahan baku, iklan, dan biaya pengiriman produk.  Pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan pembayaran bunga, depresiasi dan amortisasi juga termasuk dalam arus kas keluar. Sedangkan untuk arus kas masuk terdiri dari penjualan barang dan jasa, penerimaan kas dari royalti, asuransi, penyewaan aset, dan lainnya.


b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pada pos ini, arus kas masuk maupun keluar yang terkait dengan investasi adalah seperti pembelian dan penjualan aset tetap, instrumen utang dan ekuitas di pasar modal, dan item terkait lainnya.


c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Di pos Ini akan menampilkan kegiatan yang membantu perusahaan dalam meningkatkan modal dan membayar return investor. Arus kas pada pos ini terdiri dari pembayaran dividen tunai, penerimaan kas dari penerbitan saham atau obligasi, pelunasan obligasi, dan lainnya. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan menunjukkan kekuatan finansial perusahaan.


Tiga komponen utama dari Laporan Keuangan tersebut merupakan Laporan yang paling esensial dan secara umum sering digunakan publik untuk keputusan bisnis. Walaupun masih terdapat dua komponen Laporan Keuangan sisanya yaitu Laporan Perubahan Modal dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Dengan memahami ketiga komponen Laporan Keuangan tersebut, diharapkan manajemen, pemasok, kreditur, dan investor bisa menerapkan rencana bisnis yang sehat dan mengikuti strategi yang layak secara finansial.


3. Rasio-Rasio keuangan (Financial Ratios)

4. Analisa Laporan Keuangan

C. Time Value of Money

D. Pengelolaan Utang

1. Mengatasi Defisit Keuangan Dengan Utang

2. Jenis-Jenis Consumer Loan

3. Karakteristik Consumer Loan

4. Cara Mengendalikan Hutang

5. Kartu Kredit, Manfaat dan Penggunaannya

6. Kredit Kendaraan Bermotor

7. Kredit Pemilikan Rumah atau Sewa Rumah



https://www.studimanajemen.com/2019/03/perencanaan-keuangan-pengertian-definisi-arti-tujuan-pentingnya.html

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/18

https://www.simulasikredit.com/7-tip-perencanaan-keuangan-pribadi-dan-investasi/

http://sgold-berjangka.com/pentingnya-perencanaan-finansial-perusahaan-untuk-mengatur-keseimbangan-dana-perusahaan/

https://www.jurnal.id/id/blog/komponen-utama-laporan-keuangan/

Comments

Popular Posts