Jurnal Kupu-kupu #4
Assalamualaikum.. Alhamdulilah telah sampai di Pekan ke-4.. Semakin seru yaa perjalanan inii.. hehehe
Pekan ini adalah waktu untuk double check baik sebagai mentor maupun mentee, melihat kembali bagaimana pola pendekatan kita, apakah ada perubahan atau tetap lanjut dengan tema ini..
Saya sebagai mentee, tidak ada perubahan dalam proses mentorship ini, masih dengan tema yang sama seperti sebelumnya dan dengan mentor yang sama tentunya. Pekan ini kami berdiskusi tentang Debt Management dengan bahasan mengatasi defisit dengan utang.
Dari hasil diskusi kita sepakat bahwa secara teori, jika terjadi deficit ya ditutup menggunakan utang. Tapi dalam praktik, kalau untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebaiknya utang diminimalisasi atau bahkan dibuat tidak ada sama sekali, atau kalau terpaksa berutang, dihitung berdasarkan kemampuan bayar dan rasio. Biasanya untuk rasio utang itu maksimal 30%, ada juga yang berpendapat bahwa bisa maksimal 40%. Disesuaikan dengan keadaan keluarga masing-masing.
Kami berdiskusi tentang yang terjadi di lapangan. Sekarang banyak sekali fintech yang menyediakan paylatter, yang mana seharusnya paylatter digunakan untuk keadaan darurat saat tidak ada dana darurat, dan harus langsung diganti setelah tersedia dana. Tetapi banyak yg salah kaprah yang ujung-ujungnya menjadikan paylatter menjadi dana untuk mengatasi defisit, banyak yang menjadi ketergantungan menggunakan paylatter, setiap bulan melakukan gali lobang tutup lobang. Bahkan ada yang mempunyai 2 paylatter (gali lubang tutup lubangnya dengan dana pay latter satu sama lain).
Jika terus menerus melakukan gali lubang tutup lubang, nantinya bisa terlena. Lalu akhirnya tidak bisa melunasi utangnya. Ini yang berbahaya. Cepat atau lambat akan merasa lelah terus menerus ditagih. Apalagi di akhirat. Na'udzubillah karena utang mesti dibayar.
Dan solusinya mungkin kita bisa menghemat dana yang bisa di hemat, seperti tidak jajan diluar dulu. Dan diusahakan mencari tambahan penghasilan dengan berjualan misalnya. Tapi, jika sudah memaksimalkan usaha dan doa, namun hasil tidak sesuai dengan harapan mungkin bisa menjual asset yang dimiliki. Tapi jika tidak memiliki asset yang bisa dijual, apakah dengan meminjam dana ke orangtua, saudara atau teman (misalnya) cukup bijak? Dananya pinjam untuk menutupi hutang ke fintech paylatter, lalu selanjutnya melakukan cicilan ke orangtua/saudara/teman sesuai rasio keuangan.
Pekan depan inshaAllah kami akan membahas tentang cara mengendalikan utang.
--------------------------------------------------------------------------------------
.
Lalu, Saya sebagai Mentor, pekan ini kami berdiskusi tentang perencanaan keuangan keluarga, pekan ini saya memperlakukan mentee saya sebagai klien. Saya bercerita tentang kondisi keuangan saya saat belum menerapkan perencanaan keuangan untuk keluarga. Menceritakan pengalaman pahit karena tidak bisa menggunakan kartu kredit dengan bijak, sampai perjuangan menutupi utang dan menutup semua akun kredit.
Lalu setelah itu, kami melakukan Financial Check Up bersama, menghitung rasio dan mencari solusi tentunya. Isi tentang rasio dan sarannya tidak bisa di share disini yaa hehe.. Yang mau coba check kondisi keuangannya bisa coba di isi file excel berikut ya.
Pekan depan inshaAllah kami akan membahas jenis investasi yang cocok digunakan untuk keluarga.
--------------------------------------------------------------------------------------
#institutibuprofesional
#hutankupucekatan
#tahapkupukupu
#mentorshippekan4
Comments
Post a Comment