Discuss: Investasi, Produk Investasi, Risiko dan Penanggulangan Risiko.

13 maret 2021, kuliah Manajemen Investasi dan diskusinya benar-benar seruuuu banget! Kebetulan kelompok kami pekan ini presentasi tentang Investasi, Produk Investasi, Risiko dan Penanggulangan Risiko. Presentasi Kelompok 1. Dan penjelasan di blog saya yang ini Produk Investasi dan Risiko

Dalam diskusi tersebut muncul beberapa pertanyaan.

"investasi apakah yg bagus untuk diambil dalam masa pandemi ini, dan risiko apa yg dihadapi, serta bagaimana cara menanggulangi risiko tersebut"

Awalnya saya berpikir, Reksadana bisa menjadi pilihan yang cukup aman, karena cukup liquid, artinya dana mudah dicairkan dengan risiko yang rendah, selain itu jumlah investasi bisa dimulai dari nominal kecil (biasanya min. 100,000) dan dana yang di kelola juga dilakukan oleh Manajer Investasi yang berpengalaman (professional). Selain itu, sebenarnya untuk pengambilan keputusan investasi dan risiko yang akan di hadapi, masing-masing individu akan memilih keputusan yang berbeda, karena seperti yang kita ketahui Menurut Fred, J. Weston, and Thomas E.Copeland (1995 : 427) terdapat 3 tipe profil risiko investor yaitu: konservatif, moderat dan agresif. Jadi jika dilihat dari tipe tersebut tentu akan berbeda jenis keputusan investasi yang diambilnya.

Lalu, teman saya (Dadan) menambahkan

"Reksadana memang menjadi pilihan yang terbaik dan yang paling aman dalam intrument pasar modal. Tapi kita juga perlu ingat kebelakang ketika terjadi covid-19. Banyak Reksadana yang menghentikan dan mengurangi cabang nya ketika covid-19 bahkan ada beberapa perusahaan reksadana yang yg sampai gagal bayar karena portofolio mereka juga ikut merosot seiring dengan menurunnya perekonomian di Indonesia dan perusahaan didalamnya. imbasnya portofolio saham yang mereka miliki ikut tergerus juga. Jadi dalam situasi covid begini sebetulnya belum bisa dikatakan aman. Tapi, di reksadana ini ada jangka waktunya dan mereka bisa berkomitmen terhadap nasabah karena ada payung hukumnya, dan tentunya kita masuk ke reksadana yang memang sudah digunakan banyak orang dan sudah dikenal, jangan tergiur dengan imbal hasil yg signifikan.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana sih memilih Reksadana yang bagus di posisi covid -19 ini.?? (itu jika memang masih tetep memilih reksadana ya). saya coba kasih tips.
    1. Pastikan payung hukum perusahaan nya jelas
    2. Karena berbicara reksadana pasti berbicara kepada MI (Manager Investasi), pastikan MI tersebut terdaftar secara legal dan berkompeten, minimal kita tahu lah latar belakang MI tersebut dan dia berpengalaman dari kapan. kenapa itu penting?? karena kemajuan perusahaan reksadana itu tergantung dari para MI nya. Jika MI nya bagus, berpengalaman, maka dana nasabah akan dia kelola dengan baik. Contoh kasus ke Asuransi Jiwasraya, sekarang para MI nya dan pelaku nya di Tahan seumur hidup, karena pengelolaan portofolio nya mungkin tidak bagus, dan ada istilah "menggoreng" saham yang sering mereka lakukan.
    3. Cek Kinerja Perusahaan Reksadana tersebut bisa berupa Lporan Keuangannya kurang lebih 2-3 tahun terakhir , gunanya supaya kita bisa melihat siklus kinerja mereka. ini bisa dicari di google atau referensi laiinya.
    4. Pastikan Kontrak Perjanjiannya jelas. Menghindari jika terjadinya gagal bayar ketika perusahaan tersebut sedang kolaps atau wanprestasi."
Saya jadi tertarik tentang "menggoreng saham", Apa sih menggoreng saham itu?

Saham gorengan adalah saham perusahaan yang kenaikan nilainya di luar kebiasaan karena pergerakannya direkayasa oleh pelaku pasar dengan tujuan tertentu. Meskipun nikmat, kita bisa kolesterol jika mengonsumsi gorengan terlalu banyak. Sama halnya dengan saham. Wajar saja jika kuta sesekali membeli saham gorengan. Namun, tentu saja ada berbagai karakteristik dan risiko yang perlu diketahui.

Umumnya, saham gorengan berlaku pada saham lapis kedua dan ketiga.

Hal ini disebabkan karena mayoritas saham lapis kedua dan ketiga memiliki jumlah investor yang lebih sedikit daripada saham lapis pertama atau big cap. Maka, investor yang memiliki saham dominan di perusahaan tersebut lebih mudah mengontrol nilai saham. Mereka sering disebut sebagai bandar.

Cara kerja saham gorengan cukup sederhana. Biasanya bandar menebar isu-isu bohong yang berkaitan dengan kinerja perusahaan atau industri usahanya. Kemudian, mereka membuat target pembelian saham palsu agar terkesan banyak investor tertarik dengan saham tersebut. Hasilnya, harga saham tersebut akan semakin tinggi dan banyak investor mulai melirik saham itu. Jika ada banyak investor lain yang tertarik dengan saham tersebut, bandar akan segera menjualnya. Harga jualnya tentu saja sudah lebih tinggi daripada saat mereka membeli saham tersebut. Di sinilah kekhawatiran para investor, yaitu terjebak dalam saham yang sebenarnya tidak potensial. Setelah dijual oleh bandar, saham tersebut tidak lagi likuid sedangkan investor sudah terlanjur masuk dalam investasi saham tersebut.

Lalu, apa sih ciri-ciri dari saham gorengan ini?

  • Ada di daftar unusual market activity (UMA)
diakses 15 maret 2021, 08:22 WIB

  • Volume dan nilai transaksi harian tidak wajar
Biasanya volume dan nilai transaksi harian saham lapis kedua dan ketiga lebih rendah daripada saham lapis pertama. Maka ketika kedua hal ini lebih tinggi daripada saham big cap, kamu perlu mencurigainya. Bisa saja saham tersebut sedang digoreng oleh bandar. Selain itu, kita juga bisa melihat bid dan offer saham tersebut. Bid adalah antrean beli saham di harga rendah, sedangkan offer adalah antrean jual saham di harga tinggi. Dikutip dari CNBC Indonesia, biasanya transaksi saham gorengan ada dalam jumlah besar. Namun, posisi bid dan offer-nya tipis.

Kinerja keuangan dan informasi emiten tidak sejalan dengan kenaikan harga
Ciri ketiga dari saham gorengan adalah ketidaksesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dengan kenaikan harga saham. Bisa saja ada suatu saat ketika kinerja keuangan perusahaan turun lebih dari 50%, tetapi harga sahamnya justru naik. Seharusnya, kinerja perusahaan juga sejalan dengan harga saham saat itu.

Meskipun saham gorengan memiliki banyak dampak negatif, bukan berarti kita tidak boleh membeli saham gorengan. Kita tetap bisa membelinya dengan berbagai karakteristik dan risiko yang perlu kita pahami.Atau, justru terlanjur terjebak dalam saham gorengan?

Ada beberapa tips yang saya dapatkan dari Glints.com untuk menyikapi saham gorengan

  • Selalu pantau harga pasar.
Saham gorengan adalah saham yang biasa dibeli investor untuk jangka waktu sangat pendek. Dengan permainan bandar, kita akan sulit menebak kapan harga saham naik dan kapan harga saham turun. Oleh karena itu, selalu pantau harga pasar. Jika nilainya sudah melebihi batas toleransi yang sudah kita tetapkan, sebaiknya kita segera menjualnya. Hal ini disebut sebagai cut loss. Dilansir dari Bisnis, cut loss adalah tindakan menjual saham yang dimiliki untuk menghindari kerugian yang lebih besar, yang disebabkan oleh pergerakan harga berlawanan dengan perkiraan.
  • Beli dalam porsi secukupnya
Dalam investasi, dikenal istilah, “Don’t put your egg in one basket.” Istilah ini menyatakan bahwa lebih baik kita mengalokasikan investasi ke beberapa instrumen dan jenis investasi. Begitu pula halnya ketika membeli saham gorengan. Hindari menginvestasikan seluruh dana ke saham tersebut. Kembali lagi, nilai saham gorengan adalah hasil permainan bandar. Maka, nilainya sulit ditebak. Oleh karena itu, beli saham gorengan hanya dalam porsi yang secukupnya karena risikonya jauh lebih besar daripada saham pada umumnya.

Lanjut ke diskusi, ada teman saya (Fajar) yang menambahkan
"Ijin menambahkan ya, invest mana yang mau diambil? Kalo mau cari aman ya yang teh raisa tadi bilang direksadana, tapi kalo mau pendapatan yang cukup menguntungkan bisa main trading saham, tapi perlu kesabaran dan keuletan, tentu risiko yang dihadapi pun besar karena naik turun nya saham tidak dapat benar benar terprediksi, nah untuk menangulanginya bagaimana? kita harus tahu peril nya apa, hazardnya apa yang dapat menjadikan eksposure, nah sebenarnya untuk hal ini sebenarnya yang harus ditekan adalah pengendalian hazard."

Menanggapi pernyataan Fajar, Reksdana memang intrument investasi yang paling aman di pasar modal (Selalu ingat, Legal dan Logis). Fajar berpendapat bahwa untuk menanggulangi risiko, kita harus mengetahui peril (bencana, musibah) dan hazard (bahaya) yang akan terjadi dan harus di kenadalikan.

Lalu, apa sih Peril dan Hazard itu? Cek di blog saya yang ini ya.. Produk Investasi dan Risiko

"Nah, sebetulnya dalam semua jenis investasi tidak ada yang namanya aman atau tidak aman, semua kembali kepada profile resiko masing masing individu itu sendiri. seluruh jenis investasi sudah pasti ada resiko dan reward yang bisa dirasakan. tapi yang terpenting adalah, bagaimana mengelelola resiko itu sendiri sehingga meskipun terjadi resiko bisa kita minimalisir resiko tersebut, atau bahkan masih tetap menguntungkan secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Kalau boleh meluruskan kembali, jika mau masuk ke saham, jangan sekali kali menyebutkan "main saham" karena ini bukan main main, ada resiko yang harus kita kelola. karena pasar saham tidak ada yg pasti, semua kemungkinan akan terjadi. tapi alangkah baiknya menjauhkan kata "main" dan lebih baik mengganti trading atau investasi saham.

Betul, ketika kita mau memutuskan masuk ke pasar saham, kita harus terlebih dahulu mempelajari seluk beluk nya di saham itu bagaimana, terutama perusahaan yang akan kita ambil yang akan kita jadikaan sebagai bahan trading atau investasi kita.

Ada beberapa hal yang harus kita pelajari, diantaranya bisa menggunakan Analisa Teknikal dan Analisa Fundamental dan ini akan dijelaskan di Kelompok berikutnya" (Dadan).

Dari pernyataan diatas, saya jadi sadar suatu hal "eh iya ya, banyak masyarakat yang menyebut investasi saham sebagai "main saham", "main properti", "main emas", dll. Padahal itu semua bukan main-main, ada risiko yang benar-benar harus di perhatikan. Jadi ingat investasi bodong di daerah saya. Sedikit cerita ya.. bisa di cek di Cerita Investasi Bodong.

back to discuss, teh Novia memberikan pernyataan bahwa:

"Pilihan investasi tergantung kemampuan masing-masing individu. Selain Reksadana ada banyak pilihan produk-produk investasi murah yang bisa dimulai dengan angka kecil. Bahkan, banyak pula yang menawarkan investasi emas. Pada kuartal pertama 2020, emas menjadi instrumen investasi menjanjikan. Dalam situasi ketidakpastian ekonomi, emas juga dianggap akan terus dilirik selain properti. Investasi emas dinilai minim risiko karena harganya yang terus naik sehingga mereka yang memilikinya akan mendapatkan keuntungan lebih tinggi saat menjualnya kembali. Selain itu, emas bisa dicairkan kapan saja saat Anda membutuhkannya dalam situasi terdesak."

Menurut saya, emas memang harganya selalu naik, tapi emas hanyalah menjaga nilai mata uang dan cocok jika di gunakan untuk investasi jangka panjang, untuk digunakan sebagai investasi jangka pendek tentu tidaklah cocok, karena saat kita akan menjual emas akan ada harga jual (buyback) yang nilai nya lebih rendah dibanding harga beli.

Teman saya, Rizki, menambahkan: 

"Untuk investasi yg bagus dimasa pandemi ini sebetulnya balik lagi ke diri masing-masing, apa bagus disini aman atau untung besar? Kalau cari yg aman tentu saja bisa ambil deposito bank karena itu aman uang pokok yg sudah kita keluarkan akan dibungakan dan pokoknya pun tidak berkurang, jika melangkah lebih jauh lagi bisa ambil produk yg dikeluarkan oleh pemerintah seperti ORI atau SR. Yg sedang berjalan sekarang yaitu SR014 produk sukuk ritel atau obligasi yg dikeluarkan oleh pemerintah dan cenderung aman karena dijamin negara dan kita akan mendapatkan kupon (bunga) juga untuk penempatan bisa min 1jt dan maks 3M dengan bunga 5.54% annual. Kita bisa beli dipasar perdana dan kemudian setelah 3 bulan on hold kita bisa jual kembali dipasar sekunder. Menurut saya produk obligasi pemerintah seperti diatas menjadi pilihan yg tepat."

Saya setuju dengan pendapat ini, SR atau ORi dana On Hold selama 3 bulan, jadi jika ada keperluan mendesak kita bisa menarik kembali dananya, tapi jika ternyata keuangan stabil, kita bisa melanjutkan investasi obligasi kita sesuai dengan jangka waktu. 


----------------------------------

Sumber:
Diskusi Kelas Manajemen Investasi - Universitas Widyatama
https://glints.com/id/lowongan/saham-gorengan-adalah/#.YE24XZ0zaUk
https://www.idx.co.id/berita/unusual-market-activity-uma/V

Comments

Popular Posts